Ini bukan anak-anak saya meski mereka duduk di teras rumah saya. Mereka tetangga saya yang memanfaatkan wifi yang saya sediakan.
Biasanya mereka lebih banyak lagi khususnya di hari libur. Kadang duduk di pinggir selokan depan rumah. Tapi terakhir-terakhir saya suruh masuk saja di teras. Lebih enak.
Sejak berlangganan internet 5 tahun lalu, saya bebaskan wifi saya untuk dipakai tetangga. Saya melihat pengalaman Zidan dulu saat belum punya internet.
Pulang sekolah kadang langsung ke warnet. Atau minta izin ke warnet dan saatnya harus pulang, tak pulang-pulang. Jadinya saya harus mutar-mutar mencarinya karena tidak omong sebelumnya di warnet mana.
Alasan saya gratiskan karena sekarang kebutuhan internet semakin tinggi bahkan khususnya bagi anak-anak. Sehingga dengan free wifi, uang saku mereka tidak cepat habis.
Alasan lain agar orang tua tidak bingung mencarinya seperti cerita saya di atas. Apalagi sekarang menjamur warkop yang lingkungannya tidak baik untuk anak-anak seperti merokok.
Dengan di rumah diharapkan anak-anak bisa diawasi dan dikontrol oleh orang tuanya. Waktunya makan ya dipanggil untuk makan. Waktunya belajar ya dipanggil untuk belajar. Dan lainnya.
Monggo kalau butuh internet bisa main ke rumah. Atau bisa jadi inspirasi yang lain untuk mensedekahkan wifinya.
Boleh juga tuh idenya. Sedekah tak harus uang kan? Bisa juga wifi. Terima kasih sharingnya.